Kamis, November 27, 2008

Renungan

Perbuatan yang Bermakna

Untuk menghadirkan perbuatan yang bermakna, paling tidak kita harus memenuhi tujuh hal penting yang terangkum dalam 7T, antara lain :

  • Tenang, yaitu tidak tergesa-gesa. Pikiran dan hatinya benar-benar fokus pada pekerjaan sehingga gerakannya terlihat efektif.
  • Terencana, yaitu setiap pekerjaan sebisa mungkin dibuat perencanaannya sebelum pekerjaan itu dimulai sehingga ketika pekerjaan itu dilakukan sudah jelas tahapan-tahapannya. Sebisa mungkin menghindari pekerjaan yang asal-asalan karena tidak punya perencanaan yang baik.
  • Terampil, yaitu memiliki ketrampilan yang baik atas semua pekerjaan yang dilakukannya. Sebisa mungkin syarat-syarat ketrampilan untuk suksesnya suatu pekerjaan dapat dipenuhi.
  • Tertib, yaitu pekerjaan dilakukan dengan penuh keteraturan. Setiap pekerjaan selalu tertata, prosedural, dan terpantau.
  • Tekun, yang berarti ketangguhan dalam berproses. Setiap pekerjaan dilakukan dengan ulet dan istiqomah.
  • Tegar, yaitu sabar dalam menghadapi berbagai kendala dalam pekerjaan. Jiwanya idak mudah menyerah dan selalu semangat untuk mengatasi setiap kendala yang ditemukan. Kebermaknaan suatu pekerjaan sangat membutuhkan kesabaran.
  • Tawadhu, yaitu rendah hati. Ketika pekerjaan tersebut berhasil, sikap tawadhu ini sangat dibutuhkan karena kalau tidak, boleh jadi kesuksesan tersebut akan menyebabkan sikap yang sombong, sok hebat. Padahal, tidak ada kesuksesan tana pertolongan Allah. Kesuksesan yang diiringi dengan sikap sombong tidak akan memberikan manfaat, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Sumber : Muslim Best of The Best- Aa' Gym
»»  SAKWISE

Rabu, November 26, 2008

Kualitas Orang Dalam Berbicara

Setiap hari kita selalu berbicara, tapi kita tidak tahu...apakah pembicaraan kita ada manfaatnya ? Bahkan mungkin dengan sengaja, kita sering menghabiskan waktu seharian hanya untuk membicarakan hal-hal yang mengandung fitnah, gunjingan dan permusuhan.
Alangkah ruginya.......
Ketahuilah ! Sesungguhnya kekuatan terbesar dari kata-kata yang kita keluarkan adalah ketika kata-kata tersebut dapt membuat orang lain mendapatkan manfaat dari apa yang kita ucapkan.

Oleh karena itu, ada baiknya kita memahami kualitas-kualitas orang dalam berbicara.
Ada empat golongan perkataan, yaitu :


1) Perkataan Orang Bijak

Kalau berbicara, seluruh struktur kata-katanya jelas dan bernilai. Setiap pembicaraan selau sarat dengan ilmu, hikmah, dan zikir. Sehingga setiap orang yang mendengar akan merasakan manfaat dari kata-katanya. Kalau bercerita sesuatu, selalu menjadi nilai tambah bagi yang mendengarnya. Kata-kata orang bijak iniakan selalu dinanti. Namun, biasanya orang yang bijak tidak akan terlalu mengumbar kata-kata. Bahkan, dirinya sebenarnya lebih senang mendengar orang lain berkata-kata untuk mengambil hikmah dari perkataan orang lain.

2) Perkataan Orang Biasa

Obrolannya biasanya tidak ada kerangkanya. Segala kejadian yang dilihatnya selalu diceritakan atau dikomentari. Waktu yang dia gunakan untuk berkata-kata tidak sebanding dengan nilai yang didapatkan. Selama dua jam digunakan untuk ngobrol, tetapi hampir tidak bernilai. Orang yang membiarkan waktu berlalu dengan mubazir, sungguh merugi orang tersebut. Na'udzubillah.

3) Perkataan Orang Rendahan

Yaitu perkataan orang yang berisi keluhan, hinaan, cacian, dan makian. Orang seperti ini tidak akan pernah menerima segala sesuatu yang ada di hadapannya. Dia selalu saja mencari-cari kekurangannya. Orang seperti ini kalau berbicara selalu yang buruk-buruk saja. Semua orang menjadi jelek dalam pandangan dia.

4) Perkataan Orang Dangkal

Cirinya adalah dalam semua obrolannya dia selalu menceritakan kehebatan dirinya sendiri. Orang seperti ini sangat ingin dihargai oleh orang lain sehingga selalu menyebut-nyebut kebaikan yang telah dilakukannya. Orang yang kosong dari harga diri memang selalu ingin dihargai.

Subhanallah ! Semoga Allah yang Maha Agung menolong kita agar setiap perkataan yang kita ucapkan benar-benar baik.

Sumber : Muslim Best of the Best - Aa' Gym
»»  SAKWISE

Selasa, November 11, 2008

Kidung Rindu

Kidung Rindu

Kususuri jalan-Mu wahai Tuhan
penuh liku bebatuan yang menghadang

walau terkadang azzam hatiku tergoda
tertutup angan terhijabi dengan dosa
kumohon itu cobaan-Mu Allah

bilakah nanti ajalku kan menghampiri
izrail datang, takkan mampu kuhalangi
kumohonkan dan kuharapkan
lisanku menyebut asma-Mu
hatiku mengingat pada-Mu

Bukan kutak ridlo dengan apa yang Kau beri
namun kutakut kufuri semua nikmat-Mu
jadikan kami insan bersyukur

Allah pengampun, pengasih, Maha penyayang
sejukkan hidup setelah kematianku
kumohonkan dan kuharapkan
nikmatku memandang wajah-Mu
rinduku berjumpa dengan-Mu

Kemanakah kan kucari
tempat kuhambakan diri
selain hanya pada-Mu Allah
petunjuk-Mu kunantikan
cinta-Mu slalu kudamba

Wahai Allah, kasih-Mu kurindu


* Tazakka
»»  SAKWISE

Minggu, November 09, 2008

Do'a Rabithah

Do'a Rabithah

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cinta-Mu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

*Kuatkanlah ikatannya
Kekalkanlah cintanya
Tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahya-Mu
yang tiada pernah padam

Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal pada-Mu

Hidupkan dengan ma'rifat-Mu
matikan dalam syahid di jalan-Mu
Engkaulah pelindung dan Pembela

Ya Robbi, Bimbinglah kami.....

"Dan yang mempersatukan hati mereka-orang-orang yang beriman. Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka. Akan tetapi, Allah tlah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana."
»»  SAKWISE

Sabtu, November 08, 2008

Telaga Hati


Telaga Hati

Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.

Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan, "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ", ujar pak tua. "Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping

Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu. Sesampai di sana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya ?" "Segar", sahut si pemuda. "Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua. "Tidak, " sahut pemuda itu Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata: "Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.

Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang kamu dapat lakukan; Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".

Pak tua itu lalu kembali menasehatkan: "Hatimu adalah wadah itu; Perasaanmu adalah tempat itu; Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. Karena Hidup adalah sebuah pilihan, mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang? Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik"

http://conectique.com/enlight_your_life/article.php?article_id=5884
»»  SAKWISE

Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di bawah teduh dan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. " Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?" "Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah ." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian."Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua.
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

http://www.conectique.com/enlight_your_life/article.php?article_id=4375
»»  SAKWISE

Aturan Sederhana Bahagia


5 Aturan Sederhana Bahagia

Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi, percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini.

Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo. Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap. Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, ia menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya.

"Saya menyukainya", katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing.
“Pak, Anda belum melihat kamarnya, tahan dulu”, perkataan tersebut.
”Hal itu tidak ada hubungannya”, dia menjawab.
“Kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu putuskan di awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur tapi bagaimana aku mengatur pikiranku. Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur.”
“Aku punya sebuah pilihan, aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhnya yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi.”
Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan. Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan di bank. Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan. Jadi, nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita.

Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku. Aku sedang menyimpannya. Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:

1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Berikan lebih banyak (give more)
5. Jangan terlalu banyak mengharap (expectless)

http://www.conectique.com/enlight_your_life/article.php?article_id=5703
»»  SAKWISE
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...