Ingin Mencicipi Apel Biru ?
Sudah seringkali dijumpai apel impor di berbagai supermarket, bahkan di pasar maupun terminal. Apel ini sangat disukai oleh para pembeli lokal. Selain rasanya yang enak dan khas, apel pasokan dari luar negeri pun berpenampilan lebih menarik ketimbang apel lokal. Apel impor warnanya cenderung seragam dan merata: merah hati, ada pula yang merah berpadu warna kuning atau oranye. Namun sudahkah anda melihat apel berwarna biru? Anda tentu penasaran dan ingin melihatnya, kalau perlu bisa mencicipinya. Sebagian dari anda mungkin ingin menggali lebih dalam tentang si apel biru ini: dari mana asalnya, bagaimana mendapatkan bibitnya, bahkan mungkin bagaimana bisa memunculkan warna biru pada apel tersebut.
Demikianlah, terkadang rasa keingintahuan kita muncul jika ada hal-hal di luar kebiasaan seperti ini. Padahal banyak hal luar biasa di sekililing kita, bahkan di depan hidung kita sendiri yang menanti penelitian secara mendalam. Tanpa menunggu apel biru, sebenarnya apel hijau atau merah pun sudah cukup untuk menggelitik pikiran kita agar berupaya menemukan bagaimana warna apel dapat terbentuk; tak terkecuali aneka warna lainnya dari benda-benda di sekitar kita.
Ternyata untuk melihat warna saja, diperlukan tahapan dan perangkat rumit yang di luar bayang kita. Agar warna terbentuk, diperlukan matahari yang memancarkan sinar tertentu, serta atmosfer yang hanya membiarkan lewatnya sinar-sinar yang diperlukan kehidupan. Lalu diperlukan pula adanya benda-benda yang memantulkan sinar matahari berdasarkan pola dan cara tertentu untuk menghasilkan cahaya pantulan berwarna. Mata kita termasuk salah satu perangkat penting yang bertugas mengubah cahaya pantulan benda yang mengenainya menjadi denyutan saraf. Denyutan saraf ini dikirim ke pusat penglihatan yang gelap dalam otak. Setiap saat dalam sepotong daging yang gelap inilah kita melihat dunia penuh warna.
Setiap orang menjumpai keajaiban penciptaan warna yang tiada tara ini sejak saat kelahirannya. Tidak ada peran manusia dalam pemunculan warna maupun rangkaian tahapan pembentukannya secara terus-menerus. Dialah Allah, Yang telah menciptakan semua warna di dunia, dan menempatkan manusia untuk hidup di dunia penuh warna ini.
Sumber : Insight edisi 10/Tahun ke-1/2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar