Minggu, Desember 28, 2008

MAKAN PUN ADA ATURANNYA

Kesopanan seseorang sering kali dinilai dari tindak tanduknya saat di meja makan. "Table manner", orang barat bilang. Namun, poin-poin etika apa saja yang sebaiknya kita, sebagai seorang yang mengaku dirinya muslim, kuasai? Tentu saja dengan mengacu pada apa-apa yang dicontohkan Rasulullah SAW yang tidak berbicara dan berbuat atas dasar hawa nafsu, melainkan apa yang beliau ucapkan berdasarkan wahyu.
Di dalam Al Qur'an dan Sunnah Nabi SAW banyak nash yang mengatur kehidupan manusia di dunia dan pola hidup yang seharusnya, yang menjamin kesehatan dan kemuliaan manusia serta menempatkan posisi manusia sesuai fitrah yang telah diciptakan Allah Ta'ala. Sebut saja, contoh hadist :
" Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak yang harus kamu penuhi." (muttafaq'alaihi)
Di antara hak tubuh itu adalah memberinya makan jika lapar, mengistirahatkan bila letih, membersihkannya bila kotor, serta melindunginya dari segala yang dapat menyakitinya, mengobati jika sakit serta tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak mampu ia emban.
Rasulullah SAW telah memperingatkan kita, bahwa : "Sumber segala penyakit adalah Al Bardah." Al Bardah berarti gangguan pencernaan. Maka apa saja yang harus kita perhatikan untuk menghindarinya?
Berikut ini beberapa etika dalam Islam saat makan dan minum :
  • Membaca basmallah ketika hendak makan-minum. Sehingga seorang muslim akan mengingat bahwa makanan yang akan disantapnya tidak lain adalah nikmat dan anugerah Allah Yang Maha Pengasih. Dengannya ia akan selalu memelihara, tidak berlebihan dan tidak bersikap mubadzir. Ia juga menyakini bahwa makanan ini bukan tujuan akhir, tapi hanya sebagai sarana untuk taat kepada Allah.
  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih (lemak), lalu ketika bangun agi dia sudah menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela, kecuali dirinya sendiri."
  • Mencuci mulut sebelum dan setelah makan. Baik dengan berkumur maupun dengan bersiwak, untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteri.
  • Bersikap sederhana, seimbang dan menjauhi sikap berlebihan lagi rakus dalam makan dan minum.
  • Makan menggunakan tiga jari tangan kanan. Jika makan dengan lima jari menunjukkan kerakusan, makan dengan satu atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan, maka makan dengan tiga jari merupakan sikap pertengahan dan seimbang.
  • Duduk tegak lurus saat makan dan tidak bersandar. Kedua hal ini membantu pencernaan dalam bekerja.
  • Ambil makanan terdekat, tidak mencela makanan yang tidak disukai, cukup tinggalkan saja.
  • Makan dan minum sambil duduk, tidak bernafas dalam gelas dan tidak meniup makanan dan minuman. Hidung dan mulut mengandung begitu banyak mikrobakteri, yang bisa saja mengenai makanan dan minuman bila ditiup.
  • "Rasulullah SAW melarang minum dari mulut poci." (HR Bukhari Muslim dan Ibnu Majah)
  • Dianjurkan untuk tidak minum pada saat atau langsung setelah makan. Karena akan mempermudah lambung mencerna makanan.
  • Rasulullah SAW minum dengan menyesap, tidak dengan menenggak. Menenggak maksudnya minum dengan memberi ruang udara untuk masuk ke lambung. Hal ini dapat menyebabkan kembung serta menyulitkan gerak lambung dalam mencerna. Menyesap berarti menempelkan bibir ke permukaan air, sehingga bisa mencegah udara masuk ke lambung. Nabi SAW biasa minum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas di antara ketiga tegukan itu di luar tempat minum, bukan di dalamnya. Bernafas dalam gelas atau dengan kata lain bersamaan dengan minum itu mengandung bahaya, salah satunya, tersedak, dimana pernafasan dapat tersumbat. Jadi, tidak baik menghabiskan minuman sekaligus dalam sekali tegukan.
  • Makan bersama-sama, tidak sendiri-sendiri. Dianjurkan juga makan sambil berbincang dan tidak diam. Hal ini dapat menciptakan suasana santai, menyenangkandan penuh kasih sayang sehingga akan memberi nilai positif bagi selera makan.
  • Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada di tempat kita makan. Tidak boleh menghina, mencela atau membenci satu jenis makanan tertentu, sekalipun makanan itu di luar kebiasaannya.
  • Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging. Salah satu alasan sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga. "dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan."(QS Al Waqi'ah: 20-21). Makan buah-buahan sebelum menyantap makanan pokok dapat memancing lambung untuk segera mengeluarkan getah lambung, yang akan sangat membantu pencernaan.
  • Bersikap lembut ketika mengurus orang sakit serta tidak memaksanya untuk makan makanan tertentu.
  • Tidak tergesa-gesa ataupun makan dalam keadaan marah. Makan secara perlahan dan mengunyah dengan baik. Mengunyah akan merangsang keluarnya air liur yang kaya akan enzim pencernaan. Jadi proses mengunyah yang baik akan meringankan kerja lambung dan organ pencernaan selanjutnya. Sedangkan makan dalam keadaan marah dapat menghambat kerja pencernaan.
  • Hendaklah jarak antara makan satu dengan makan lainnya tidak kurang dari 4-5 jam. Hal ini sesuai dengan waktu pengosongan lambung. Sehingga makanan tercerna dengan optimal. Dan usahakan agar jarak antara waktu makan malam dengan waktu tidur tidak kurang dari dua jam. Makan malam dilakukan tepat waktu, sehingga tidak terlalu dekat dengan waktu tidur. Terlalu cepat tidur setelah makan akan menyulitkan lambung mencerna makanan, banyak menimbulkan gas, susah buang air besar serta dapat menimbulkan bau mulut. Waktu tidur merupakan waktu usus paling aktif mencerna makanan yang sebelumnya dimakan.

Dikutip dari Buletin Kesehatan YAROBI Edisi November 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...